ESG News – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) kembali mencatat penurunan kinerja keuangan pada tahun 2024, setelah sebelumnya mengalami kontraksi pada 2023. Tren penurunan ini menandakan tantangan berkelanjutan yang dihadapi perusahaan dalam mengelola efisiensi operasional dan menghadapi fluktuasi harga batu bara global.
Berdasarkan laporan keuangan terbaru, pendapatan PTBA pada 2024 naik menjadi Rp42,76 triliun dari Rp34,48 triliun di 2023. Namun, laba bersih justru mengalami penurunan signifikan selama dua tahun berturut-turut, dari Rp12,57 triliun pada 2022 menjadi Rp6,1 triliun di 2023, dan turun lagi menjadi Rp5,10 triliun pada 2024.
Peningkatan volume penjualan ternyata belum cukup untuk menutupi lonjakan beban operasional, sehingga laba bersih terus mengalami penurunan.
Selain itu, rasio keuangan PTBA juga menunjukkan tren melemah. Return on Equity (ROE) turun dari 48,07% pada 2021 menjadi 24,93% di 2023, sementara Return on Assets (ROA) juga mengalami penurunan dari 22,91% menjadi 10,80% dalam periode yang sama. Pada 2024, tren ini terus berlanjut dengan semakin melemahnya rasio profitabilitas.
Analis menilai bahwa PTBA perlu mengoptimalkan strategi efisiensi biaya serta diversifikasi bisnis untuk mempertahankan daya saingnya di tengah ketidakpastian pasar batu bara global. Dengan tekanan yang terus berlanjut, langkah strategis di tahun mendatang akan menjadi krusial bagi keberlanjutan kinerja keuangan perusahaan. (ESG-1)