Trump Kembali Nyalakan Perang Dagang, Wall Street Bergejolak, Dunia Waspada

Ilustrasi para investor sedang memperhatikan pergerakan harga saham di bursa. (dok.chatgpt)

ESG News — Bursa saham Amerika Serikat terguncang tajam pada Jumat setelah Presiden Donald Trump meluncurkan dua pernyataan yang mengejutkan pasar. Trump mengumumkan rencana untuk mengenakan tarif 50% terhadap semua produk dari Uni Eropa mulai 1 Juni 2025, dan memperingatkan Apple Inc. bahwa iPhone yang tidak diproduksi di dalam negeri akan dikenai tarif 25%.

Dalam unggahannya di Truth Social, Trump menuding Uni Eropa telah lama mengambil keuntungan dari Amerika Serikat melalui praktik perdagangan yang dinilainya tidak adil. Ia menyebut hambatan perdagangan yang kuat, pajak VAT tinggi, serta denda yang dianggap berlebihan sebagai biang kerok defisit dagang AS yang kini mencapai lebih dari USD250 miliar per tahun. “The European Union… has been very difficult to deal with,” tulis Trump, sembari menyatakan bahwa satu-satunya respons yang layak adalah tarif impor besar-besaran.

Tak lama setelah itu, Trump menyasar Apple secara langsung, menyatakan bahwa perusahaan raksasa teknologi tersebut harus membayar tarif 25% jika masih memproduksi iPhone di luar AS. Pasar bereaksi keras. Saham Apple (NASDAQ:AAPL) turun hingga 2,7%, menyentuh posisi terendah dalam dua minggu terakhir.

Wall Street Terkapar: Investor Panik

Ketegangan dagang yang mendadak ini langsung memukul Wall Street. Dow Jones Industrial Average anjlok 394 poin atau 0,94%, sementara S&P 500 kehilangan 1,18%, dan Nasdaq merosot lebih dari 1,5%. Indeks volatilitas CBOE, atau yang dikenal sebagai “fear gauge”, melonjak ke level tertinggi dalam lebih dari dua pekan, menandakan meningkatnya ketakutan pasar terhadap ketidakpastian global.

Seluruh sektor dalam indeks S&P 500 mengalami penurunan. Sektor teknologi dan konsumsi diskresioner menjadi yang paling terpukul, dengan Amazon dan Nvidia masing-masing turun 2%. Saham Nike melemah 2,5%, dan Best Buy turun 1,7%. Yang paling parah, Deckers Outdoor—produsen sepatu UGG—terjun bebas lebih dari 21% setelah memperingatkan bahwa ketidakpastian ekonomi akibat kebijakan tarif membuat mereka tidak bisa memberikan proyeksi tahunan.

Reaksi Global: Eropa Khawatir, Industri Ketar-ketir

Langkah Trump tidak hanya memicu guncangan di pasar keuangan, tetapi juga menyalakan alarm di berbagai ibu kota Eropa. CEO Volvo Cars, Håkan Samuelsson, menyatakan bahwa tarif 50% akan menghalangi penjualan kendaraan listrik buatan Belgia ke pasar AS. Ia berharap kesepakatan bisa segera dicapai karena “tidak ada negara yang diuntungkan dari penghentian perdagangan.”

Menteri Ekonomi Jerman, Katharina Reiche, memperingatkan bahwa kebijakan ini akan merugikan kedua pihak dan mendesak Komisi Eropa untuk segera membuka jalur negosiasi. Asosiasi kosmetik Prancis (FEBEA) juga menyuarakan kekhawatiran, menyebut Amerika Serikat sebagai pasar ekspor terbesar mereka di luar Uni Eropa dan berharap adanya kesepakatan seimbang. Reaksi serupa juga datang dari sektor kimia, minuman beralkohol, dan industri perdagangan grosir.

Ke Mana Arah Ekonomi Dunia?

Analis memperingatkan bahwa eskalasi kebijakan tarif ini dapat menjadi pembuka dari babak baru perang dagang global. Banyak yang membandingkan situasi ini dengan ketegangan dagang AS–China tahun 2018–2019 yang sempat mengguncang pasar dunia. Jika Uni Eropa membalas dengan tarif setara, efek domino bisa merembet ke sektor pertanian, otomotif, teknologi, dan energi.

Selain potensi inflasi yang lebih tinggi akibat kenaikan harga barang impor, ketegangan ini bisa memperlambat pemulihan ekonomi global. Investor pun berbondong-bondong mengalihkan aset ke instrumen yang lebih aman seperti obligasi pemerintah AS, yang menyebabkan imbal hasil obligasi 10 tahun turun menjadi 4,505%.

Situasi ini menempatkan perekonomian global pada persimpangan tajam. Dengan pasar yang sudah sensitif akibat pemangkasan rating kredit AS oleh Moody’s dan kenaikan utang pemerintah, ancaman perang dagang baru menambah ketidakpastian dan risiko sistemik yang semakin besar. (ESG-1)

Related posts