ESG News – Di tengah urgensi transisi energi dan kebutuhan menjaga pasokan energi nasional, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) melangkah lebih jauh dengan membangun ekosistem kolaboratif untuk menarik investor global. Dalam sesi khusus bertajuk IPA Special Session: Building Partnership – Indonesia Oil and Gas Investment, SKK Migas mempertemukan pemimpin industri dan pemodal strategis di ajang IPA Convex 2025, bertempat di ICE BSD, Tangerang.
Dalam sambutannya, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menekankan bahwa daya tarik Indonesia sebagai destinasi investasi migas terus menguat. Ini tidak lepas dari pembenahan kebijakan, transparansi data, serta skema fiskal yang adaptif.
“Selama beberapa tahun terakhir, nilai investasi dan aktivitas eksplorasi migas nasional terus menunjukkan tren pemulihan signifikan. Penemuan-penemuan terbaru bahkan menempatkan Indonesia sebagai salah satu hot spot eksplorasi di Asia Tenggara dan dunia,” jelas Djoko.
60 Wilayah Kerja Baru: Komitmen Jangka Menengah Indonesia
Sebagai langkah konkret mendukung agenda ketahanan energi nasional yang tertuang dalam visi besar ASTA CITA Presiden Prabowo, pemerintah menargetkan penawaran 60 Wilayah Kerja (WK) migas baru dalam dua tahun ke depan.
“Ini bukan hanya tentang produksi, tapi soal keberlanjutan dan keterbukaan investasi. SKK Migas hadir sebagai mitra proaktif, siap mendukung penuh setiap langkah investasi di sektor hulu migas,” tambah Djoko.
Cekungan Migas: Potensi Besar yang Belum Terjamah
Indonesia memiliki 128 cekungan sedimen—hanya 20 yang saat ini berproduksi. Sebanyak 27 cekungan telah ditemukan hidrokarbon namun belum dikembangkan, dan sisanya masih menjadi peluang terbuka. Hal ini diungkapkan Rikky Rahmat Firdaus, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen WK SKK Migas.
“Cadangan migas Indonesia saat ini diperkirakan sekitar 9 BBOE. Maka eksplorasi agresif dan investasi baru sangat dibutuhkan, termasuk dengan memperluas partisipasi melalui berbagai mekanisme investasi,” ujar Rikky.
Tiga Jalur Investasi: Terbuka dan Kolaboratif
SKK Migas kini membuka tiga skema utama bagi investor yang ingin masuk ke sektor hulu:
Open Area: Usulan WK baru di wilayah terbuka.
Farm-In: Masuk ke WK eksisting dengan transparansi data yang terus diperbarui tiap bulan.
Strategic Partnership: Kolaborasi tanpa perubahan participating interest, memungkinkan sinergi antara operator dan investor untuk mengembangkan lapangan yang kompleks.
“Kami tengah menyusun regulasi akhir untuk mempercepat implementasi kemitraan strategis ini,” jelas Rikky. “Kolaborasi adalah kunci. SKK Migas siap menjadi fasilitator aktif.”
Investor Global Turut Hadir: Momentum Kepercayaan
Sesi khusus ini turut dihadiri oleh raksasa migas dunia seperti ExxonMobil, Petronas, Eni, BP, Total, Shell, CNOOC, Pertamina, hingga JAPEX—tanda bahwa kepercayaan terhadap iklim investasi Indonesia terus tumbuh.
Djoko menegaskan bahwa agenda ini bukan sekadar diplomasi energi, tetapi wujud nyata membangun ketahanan energi yang inklusif dan berkelanjutan. “Setiap langkah yang Anda ambil bersama Indonesia, adalah bagian dari masa depan energi yang lebih tangguh dan kolaboratif.” (ESG-1)