ESG News – Kombinasi melemahnya nilai tukar mata uang dan kenaikan signifikan upah minimum diprediksi akan menjadi tantangan besar bagi profitabilitas perusahaan ritel di tahun 2025. Berdasarkan tren historis, faktor-faktor ini cenderung berdampak negatif terhadap kinerja keuangan sektor ritel.
Dalam riset yang dikeluarkan oleh BRI Danareksa Sekuritas, ekspansi toko diperkirakan akan menjadi strategi utama untuk mendorong pertumbuhan pendapatan di tahun fiskal 2025. Selain itu, upaya menjaga efisiensi dan meningkatkan produktivitas akan menjadi kunci untuk mempertahankan pertumbuhan laba.
Dengan minimnya faktor pendorong untuk peningkatan daya beli, khususnya mulai kuartal kedua tahun 2025, perusahaan ritel yang memiliki rekam jejak solid, kemampuan eksekusi yang baik, serta portofolio produk yang beragam dengan rentang harga luas diharapkan mampu menjaga momentum pertumbuhan. Namun, asumsi yang lebih konservatif mendorong revisi turun terhadap proyeksi pertumbuhan laba bersih tahun 2025/2026 untuk PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) sebesar 3% dan 4%, serta sedikit penyesuaian pada proyeksi laba bersih PT Map Aktif Adiperkasa Tbk (MAPA) sebesar 2%.
Ekspansi Toko Sebagai Pendorong Pertumbuhan
Pertumbuhan pendapatan sektor ritel pada tahun 2025 diperkirakan mencapai 15% secara tahunan, didorong terutama oleh ekspansi toko. Pertumbuhan ini akan dipimpin oleh MAPA yang diproyeksikan tumbuh 13% secara tahunan, diikuti oleh MAPI (9% yoy) dan MIDI (6% yoy). Namun, kenaikan upah minimum menjadi tantangan bagi pelaku sektor ini, mengingat biaya tenaga kerja mencakup 10-12% dari total pendapatan (kecuali untuk PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES), yang mencapai 16-17%).
Meski demikian, perusahaan diprediksi akan fokus pada peningkatan produktivitas karyawan untuk mengimbangi kenaikan biaya tersebut. Dari tahun 2017 hingga 2023, pendapatan per karyawan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan jumlah karyawan, kecuali MAPA yang masih dalam tahap ekspansi. Tren ini diperkirakan akan mendukung pertumbuhan laba bersih sektor ritel sebesar 16,8% secara tahunan di tahun 2025, dengan kontribusi utama dari pertumbuhan laba bersih MIDI sebesar 30% (karena tidak adanya biaya tenggelam di tahun 2025) dan MAPA sebesar 14,9%.
Rekomendasi Overweight dengan Pilihan Utama: MAPI
BRI Danareksa Sekuritas mempertahankan rekomendasi Overweight untuk sektor ritel, didukung oleh ekspektasi pertumbuhan laba yang solid. Urutan prioritas kami adalah sebagai berikut.
Pertama, MAPI (Rekomendasi Beli – Target Harga Rp2.000): Saham MAPI menjadi salah satu yang berkinerja paling lemah dalam cakupan kami, sehingga memiliki risiko penurunan yang terbatas. Pertumbuhan kuat MAPA diharapkan memberikan manfaat bagi MAPI, sementara kinerja segmen makanan dan minuman (F&B) diproyeksikan kembali normal pada tahun 2025.
Kedua, MIDI (Rekomendasi Beli – Target Harga Rp540): Alfamidi tetap menjadi kontributor utama pendapatan MIDI, dengan kinerja yang terus menunjukkan pertumbuhan kuat, terutama di luar Pulau Jawa. Selain itu, pendapatan lain-lain sebesar 1-2% terhadap total pendapatan diperkirakan dapat membantu meredam dampak kenaikan upah minimum.(ESG-1)