ESG News- PT Agincourt Resources, pengelola Tambang Emas Martabe, kembali mencatat prestasi dengan meraih dua penghargaan di Tamasya Award 2024 yang diadakan oleh Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), serta tujuh penghargaan dalam ajang Indonesian Sustainable Development Award (ISDA) 2024.
Penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi atas program-program unggulan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PT Agincourt Resources (PTAR) sebagai bagian dari komitmen mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).
Wakil Presiden Direktur PTAR, Ruli Tanio, menegaskan komitmen perusahaan untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan sekitar wilayah operasional.
“Penghargaan ini membuktikan upaya berkelanjutan kami dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, kelestarian lingkungan, pertumbuhan ekonomi lokal, serta pencapaian SDGs, khususnya tujuan 2 (Tanpa Kelaparan) dan 13 (Penanganan Perubahan Iklim),” kata Ruli.
Fokus pada Program Pemberdayaan Masyarakat
PTAR menjalankan Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM) yang berfokus pada delapan pilar: pendidikan, kesehatan, peningkatan pendapatan, kemandirian ekonomi, sosial budaya, pengelolaan lingkungan, kelembagaan komunitas, dan infrastruktur. Program ini menyasar masyarakat di 15 desa lingkar tambang. Sepanjang 2023, sebanyak 76 program PPM telah dilakukan dan memberi manfaat langsung bagi 9.407 individu.
“Penghargaan ini menjadi motivasi untuk terus berinovasi dan meningkatkan kontribusi bagi masyarakat, bekerja sama dengan para pemangku kepentingan demi mencapai pembangunan berkelanjutan,” ujar Ruli.
Dalam Tamasya Award yang digelar pada 26 November 2024, PTAR berhasil memenangkan kategori Perencanaan dan Implementasi Bidang Kemandirian Ekonomi. Penghargaan ini diterima langsung oleh Direktur PTAR, Noviandri.
Di ajang ISDA pada 28 November 2024, PTAR meraih penghargaan Platinum atas program penanggulangan stunting melalui Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS), revitalisasi Posyandu, dan layanan kesehatan bergerak. Selain itu, empat penghargaan Gold juga diraih untuk program pelatihan kelompok perempuan, revitalisasi adat lubuk larangan, pembinaan atletik muda berbakat, serta pengembangan infrastruktur pendidikan. Penghargaan Silver diberikan untuk program media capacity building dan Olimpiade Agincourt Resources (OlympiAR).
Upaya Penanganan Stunting
Sejak 2022, PTAR fokus menangani stunting di Kecamatan Batang Toru, Tapanuli Selatan. Saat itu, tujuh anak dinyatakan stunting. Melalui kerja sama dengan Dinas Kesehatan Tapanuli Selatan, Puskesmas Batang Toru, dan pemerintah daerah, PTAR menjalankan tiga program utama:
- Revitalisasi Posyandu di 14 desa.
- Program Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS).
- Layanan Kesehatan Bergerak melalui pengobatan gratis ke desa-desa terpencil.
Manager Community Development PTAR, Rohani Simbolon, menyatakan bahwa penanganan stunting dilakukan secara preventif dan berkelanjutan. “Kami memahami bahwa stunting adalah masalah serius yang memengaruhi generasi mendatang, sehingga upaya kami tidak hanya kuratif tetapi juga berfokus pada pencegahan,” jelas Rohani.
Manfaat program BAAS dirasakan oleh Tetty Lanna Sari Hasibuan, warga Desa Sumuran, Batang Toru. Anaknya yang sebelumnya dinyatakan stunting kini sudah menunjukkan perkembangan yang signifikan setelah mengikuti program ini. “Sekarang anak saya sudah sehat dan aktif. Pihak Puskesmas menyampaikan bulan depan dia dinyatakan bebas stunting,” ujar Tetty.
Untuk keberlanjutan, PTAR mendorong Posyandu untuk berinovasi dan membentuk komunitas Kader Pembina sebagai peer educator. Dengan langkah ini, PTAR terus berkomitmen untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan. (RO/ESG-1)