ESG News – Semangat Kartini tak hanya menggema di ruang-ruang perkantoran, tapi juga meresap dalam aksi nyata yang penuh kepedulian. Inilah yang ditunjukkan oleh para Srikandi dan Yayasan Baitul Maal (YBM) PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) saat menyambangi Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1 di Cipayung, Jakarta Timur, baru-baru ini.
Mengusung tema “Energi Kasih untuk Negeri”, kegiatan ini merupakan bagian dari Srikandi Movement dan Employee Volunteering Program (EVP) PLN EPI. Tak sekadar membawa bingkisan, para relawan turun langsung menyapa dan berbagi keceriaan dengan para lansia melalui permainan interaktif, pertunjukan seni, hingga senam bersama yang menghidupkan suasana.
“Kami ingin menebarkan energi yang berbeda—bukan sekadar listrik, tapi juga energi kasih, semangat, dan perhatian,” ungkap Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara. Menurutnya, keberadaan PLN EPI di tengah masyarakat tak hanya sebagai penyedia energi primer, tapi juga sebagai penggerak nilai-nilai sosial.
“Energi bukan hanya soal daya. Ia juga tentang harapan, kebersamaan, dan kepedulian. Melalui kegiatan ini, kami ingin menjangkau mereka yang kerap terlupakan, dan mengingatkan bahwa setiap senyum yang tercipta adalah bentuk energi yang tak ternilai,” ujarnya.
Pelayanan Penuh Cinta, Tapi Masih Banyak Tantangan
Kasatpel Pembinaan Sosial Panti, Ramlan Nuzul, mengapresiasi kehadiran PLN EPI. Menurutnya, perhatian dari berbagai pihak sangat berarti, mengingat tidak semua kebutuhan lansia dapat dipenuhi dari anggaran pemerintah.
“Kami masih membutuhkan bantuan untuk kebutuhan yang belum ter-cover, seperti pampers, pengobatan, dan layanan BPJS bagi lansia yang baru masuk,” jelas Ramlan.
Panti ini memiliki layanan menyeluruh—dari makanan, pakaian, hingga kesehatan. Para lansia juga dibagi dalam beberapa wisma sesuai dengan kondisi fisiknya: Wisma Cempaka untuk semi total care, Wisma Dahlia untuk lansia perempuan dengan kebutuhan total care, dan Wisma Flamboyan untuk lansia laki-laki. Meski sebagian besar mengalami penurunan kognitif, mereka tetap antusias mengikuti berbagai kegiatan seni dan keterampilan.
“Ada yang semangat menyanyi walau tidak selaras dengan musik. Tapi itu justru ekspresi jujur mereka, dan kami berikan ruang sepenuhnya untuk itu,” tambah Ramlan sambil tersenyum.
Dalam menghadapi keterbatasan medis, pihak panti mengandalkan kerja sama dengan mahasiswa praktik serta terapi non-obat seperti senam diabetes, senam hipertensi, dan terapi jahe merah.
Menyalakan “Energi Kehidupan” di Hari Kartini
Kehadiran para Srikandi PLN EPI memberikan warna tersendiri bagi para penghuni panti. Di tengah usia senja dan keterbatasan fisik, mereka tetap bisa merasakan hangatnya perhatian dan semangat baru. Momen ini menjadi bukti bahwa energi bisa hadir dalam berbagai bentuk—sentuhan tangan, tatapan ramah, atau bahkan sebuah lagu yang dinyanyikan bersama.
PLN EPI meyakini bahwa tanggung jawab sosial adalah bagian tak terpisahkan dari misi perusahaan. “Kami ingin PLN EPI menjadi bagian dari energi kehidupan, bukan hanya mengaliri rumah dengan listrik, tapi juga mengaliri jiwa dengan harapan,” tutup Iwan.(ESG-1)