PLN EPI Perkuat Rantai Pasok Biomassa Lewat Digitalisasi, Targetkan 10 Juta Ton per Tahun pada 2030

PLN EPI menerapkan sistem digitalisasi untuk memastikan rantai pasok biomassa berjalan efisien dan akuntabel melalui Aplikasi Digital Biomassa. (dok.PLNEPI)

ESG News – PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) memperkuat pemanfaatan energi baru terbarukan melalui digitalisasi rantai pasok biomassa untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Langkah ini menjadi bagian dari strategi jangka panjang dalam mendorong co-firing biomassa, yang bertujuan menekan emisi karbon sekaligus menghidupkan ekonomi kerakyatan.

Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Adi Lumakso, mengatakan bahwa sistem digital ini bukan sekadar aplikasi, tetapi platform terintegrasi untuk memetakan, memantau, dan mengelola proses penyediaan biomassa secara efisien dan berkelanjutan.

“Target kami adalah mencapai pasokan hingga 10 juta ton biomassa per tahun di 2030. Ini membutuhkan model bisnis kolaboratif dengan petani dan koperasi lokal,” ujar Adi.

Dari Ladang ke PLTU: Sistem Digital Terintegrasi

Aplikasi digital ini dilengkapi fitur pemetaan lahan, pelaporan penanaman, pemanenan, distribusi bahan baku, hingga pencatatan biomassa siap pakai. Pendekatan ini disesuaikan dengan karakter biomassa yang berbasis masyarakat dan berbeda dari sumber energi primer lainnya seperti batu bara atau gas.

Pada fase awal, sistem memantau proses tanam, panen, serta pengumpulan limbah pertanian seperti ranting, batang, dan sisa produksi lain dari masyarakat. Hasil panen dicatat secara digital lewat akun petani di aplikasi seluler, lalu diverifikasi di Sub-Hub regional sebelum diteruskan ke fasilitas produksi (Hub) dan dikirim ke PLTU.

Memasuki fase lanjutan, sistem melakukan pendataan dan pengendalian distribusi biomassa hingga ke pembangkit. Proses ini dicatat secara real-time dan terintegrasi dalam sistem marketplace internal PLN EPI, yang menghubungkan produksi dengan permintaan dari PLTU secara transparan.

“Melalui sistem ini, pembangkit bisa melihat ketersediaan stok. Sub-Hub dan Hub dapat merespons permintaan dengan cepat. Semua data terintegrasi dan dapat dimonitor secara menyeluruh,” kata Adi.

Energi untuk Rakyat, dari Rakyat

Direktur Utama PLN EPI, Iwan Agung Firstantara, menegaskan bahwa digitalisasi ini dirancang tidak hanya untuk efisiensi, tapi juga sebagai bentuk pemberdayaan masyarakat dalam transisi energi nasional.

“Lewat biomassa, kami ingin menciptakan energi dari rakyat untuk rakyat. Ini bukan sekadar proyek teknologi, tapi bagian dari gotong royong membangun ketahanan energi nasional berbasis sumber daya lokal,” ujar Iwan.

Sistem ini memungkinkan partisipasi luas dari petani mitra maupun petani mandiri, yang dapat mencatat panen dan sumbangan limbah langsung dari ponsel pintar. Sementara itu, Sub-Hub mengelola data via dashboard web, dan tim pusat PLN EPI mengatur distribusi sesuai kebutuhan operasional PLTU.

“Digitalisasi biomassa menjadi tulang punggung roadmap PLN EPI dalam mendukung bauran energi bersih nasional. Ini adalah komitmen kami untuk mendukung transisi energi yang adil, berkelanjutan, dan berbasis komunitas,” tutup Iwan. (ESG-1)

Related posts