ESG News -Komitmen PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) terhadap prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) kembali ditegaskan melalui kolaborasi strategis dengan Kelompok Tani Hutan “Wana Lestari” di Desa Bunton, Cilacap. Melalui pelatihan budidaya mangrove yang digelar Rabu (7/5), PLN EPI mendorong penguatan peran masyarakat dalam pelestarian lingkungan sekaligus pemberdayaan ekonomi lokal.
Program ini merupakan bagian dari hasil pemetaan sosial yang dilakukan sejak awal tahun dan menyasar wilayah Ring 1 dari PLTU Jawa Tengah 2 Adipala—pembangkit milik PLN Indonesia Power yang pasokan energinya didukung oleh PLN EPI.
“Kami menetapkan tiga fokus utama dalam pengembangan sosial, yaitu penguatan UMKM, pelestarian lingkungan, dan pendidikan. Pelatihan mangrove ini menjadi langkah konkret pertama di Desa Bunton,” ujar Mamit Setiawan, Sekretaris Perusahaan PLN EPI.
Pelatihan selama dua hari tersebut melibatkan 20 anggota kelompok tani, aparatur pemerintah desa, serta pemangku kepentingan lainnya. Dalam sesi ini, peserta tidak hanya dibekali pengetahuan teknis tentang pembibitan dan penanaman mangrove, tetapi juga diajak melakukan site visit ke Ekowisata Arboretum Mangrove di Kampung Laut sebagai bentuk pembelajaran lintas wilayah.
Camat Adipala, Teguh Prastowo, menggarisbawahi pentingnya inisiatif ini dalam membuka peluang ekowisata baru. “Kalau dikelola dengan baik, kawasan ini bisa menjadi destinasi unggulan seperti yang sudah berhasil dibangun di Kampung Laut,” ujarnya.
Sebagai langkah awal, telah disiapkan area seluas 400 meter persegi untuk nursery mangrove dengan kapasitas 5.000–10.000 bibit. Selain aspek ekologis untuk mencegah abrasi, program ini juga diarahkan untuk mengembangkan produk turunan berbasis mangrove seperti keripik, sirup, tepung, dan dodol—memberikan nilai tambah ekonomi bagi warga.
Kepala Desa Bunton, Sudin, menyampaikan apresiasi atas dukungan yang diberikan. “Kegiatan ini sangat berarti dalam memperkuat kapasitas kelompok tani agar lebih mandiri dan berdaya,” katanya.
Dalam pelaksanaan pelatihan dan pengembangan rumah bibit, PLN EPI turut menggandeng Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Universitas Jenderal Soedirman. Kolaborasi ini diharapkan menjadi fondasi bagi model konservasi berbasis masyarakat yang berkelanjutan.
“Kami ingin program ini tidak berhenti sebagai pelatihan semata, tetapi terus tumbuh menjadi ekosistem yang mendorong konservasi dan kemandirian ekonomi secara bersamaan,” tutup Mamit.
Kegiatan ditutup dengan kunjungan ke Kampung Laut, yang telah berhasil mengembangkan kawasan edukasi dan wisata mangrove. Kunjungan ini menjadi bagian dari transfer pengetahuan serta pemetaan potensi pengembangan destinasi serupa di wilayah Adipala dan Bunton. (ESG-1)