ESG News – Sebagai langkah strategis mendukung swasembada energi dan keberlanjutan energi nasional, PT Pertamina Hulu Energi Sulawesi Melati (PHESM), anak perusahaan PT Pertamina Hulu Energi (PHE), resmi menandatangani Perjanjian Operasi Bersama Wilayah Kerja (WK) Melati. Penandatanganan dilakukan bersama mitra konsorsium, yaitu SIEI Melati Limited (SIEIML) dan KUFPEC Indonesia (Melati) B.V. (KUFPEC).
WK Melati merupakan salah satu wilayah kerja yang ditawarkan dalam Indonesia Petroleum Bidding Round (IPBR) Tahap 1 tahun 2024. Kontrak Kerja Sama (KKS) atau Production Sharing Contract (PSC) untuk WK Melati ditandatangani antara SKK Migas dan konsorsium pada 14 Oktober 2024, dengan efektif berlaku mulai 24 Oktober 2024. Konsorsium juga menandatangani Key Terms Joint Operating Agreement (JOA) yang mengatur teknis pengelolaan wilayah kerja tersebut.
Keberlanjutan Energi melalui Wilayah Kerja Melati
Sebagai operator utama, PHESM akan mengelola WK Melati dengan skema cost recovery, mencakup wilayah seluas 8.453,7 km². Dalam tiga tahun ke depan, PHESM berkomitmen melaksanakan sejumlah kegiatan eksplorasi dengan total investasi sebesar USD 12,7 juta. Kegiatan ini meliputi studi geologi dan geofisika, survei seismik 3D seluas 200 km², dan seismik 2D sepanjang 250 km.
Direktur Perencanaan Strategis dan Pengembangan Bisnis PHE, Rachmat Hidajat, optimistis WK Melati memiliki prospek besar untuk mendukung visi Pertamina mencapai swasembada energi. “Kami berharap operasional WK Melati dapat berjalan lancar sehingga menghasilkan temuan hidrokarbon yang signifikan untuk mendukung keberlanjutan energi,” ungkap Rachmat.
Komitmen PHESM terhadap Operasi Berkelanjutan
Direktur PHESM, Muhamad Arifin, menyatakan bahwa studi lanjutan, survei seismik, hingga pengeboran akan dimulai pada Februari 2025. Hal ini bertujuan untuk memastikan adanya cadangan minyak dan gas bumi yang dapat dimanfaatkan.
Mitra konsorsium juga memberikan dukungan penuh. Country Manager KUFPEC Indonesia, Sara Al-Baker, dan Direktur SIEIML, Qin Shenggao, berharap kolaborasi ini dapat menemukan cadangan hidrokarbon yang signifikan, yang nantinya dapat berkontribusi pada kebutuhan energi nasional.
Komitmen ESG dan Anti Penyuapan
Sebagai Subholding Upstream Pertamina, PHE terus mengedepankan prinsip keberlanjutan melalui penerapan Environmental, Social, and Governance (ESG). PHE juga memastikan penerapan Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) yang telah tersertifikasi ISO 37001:2016. Langkah ini sejalan dengan komitmen perusahaan untuk menjaga operasional yang profesional, transparan, dan berintegritas tinggi.
Dengan pengelolaan yang profesional dan berorientasi pada keberlanjutan, PHE berkomitmen mendukung tercapainya swasembada energi nasional serta menjadi perusahaan migas kelas dunia yang ramah lingkungan dan bertanggung jawab secara sosial. (RO/ESG-1)