ESG News – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menegaskan pentingnya peningkatan literasi masyarakat mengenai aset kripto guna melindungi konsumen dan menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan berkelanjutan. Langkah ini menjadi prioritas OJK dalam mengawal transisi pengawasan aset kripto yang kini berada di bawah kewenangannya.
Kepala Eksekutif OJK Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD), Hasan Fawzi, menekankan bahwa literasi keuangan yang baik akan membantu masyarakat memahami manfaat dan risiko aset kripto, serta mencegah misinformasi dan praktik investasi yang tidak bertanggung jawab. Hal tersebut ia sampaikan dalam pembukaan Bulan Literasi Kripto (BLK) 2025 yang diselenggarakan Asosiasi Perdagangan Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo).
“Kami mendorong seluruh pemangku kepentingan, khususnya Pedagang Aset Kripto, untuk aktif meningkatkan literasi masyarakat. Pemahaman yang baik akan mendorong inklusi keuangan dan membentuk ekosistem kripto yang lebih bertanggung jawab,” ujar Hasan.
Strategi OJK dalam Meningkatkan Literasi Kripto
Sebagai bagian dari komitmennya, OJK telah menyusun strategi bertahap dalam penguatan ekosistem kripto, yang mencakup tiga fase utama.
Pertama, Fase Peralihan – OJK memastikan proses transisi pengawasan berjalan lancar dengan pendekatan smooth landing, guna menjaga stabilitas pasar. Kedua, Fase Pengembangan – OJK melakukan evaluasi regulasi, perizinan, dan pengawasan guna menyesuaikan dengan dinamika pasar dan teknologi. Dan terakhir, Fase Penguatan – Mendorong inovasi serta penguatan produk dan layanan kripto yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Peningkatan literasi menjadi elemen kunci dalam strategi ini, terutama untuk mengurangi risiko seperti volatilitas pasar dan potensi penyalahgunaan aset kripto.
Kolaborasi dengan Berbagai Pihak
Dalam upaya memperluas edukasi, OJK menggandeng berbagai pihak termasuk Aspakrindo, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), serta pelaku industri kripto. BLK 2025 akan menjadi platform edukasi yang tidak hanya memberikan informasi, tetapi juga mendorong eksplorasi inovasi yang bertanggung jawab.
Ketua Aspakrindo, Robby, menegaskan pentingnya pemahaman masyarakat terhadap aset kripto agar mampu mengambil keputusan investasi yang bijak. “Kami berkomitmen untuk mengembangkan ekosistem aset kripto yang aman, transparan, dan mudah diakses oleh masyarakat luas,” kata Robby.
Selain itu, OJK juga memperkuat regulasi dengan memastikan pengawasan yang lebih ketat serta memanfaatkan sandbox regulasi sebagai ruang uji coba inovasi keuangan digital yang aman dan terkontrol.
Roadshow Literasi Kripto 2025
BLK 2025 akan dilaksanakan di berbagai kota seperti Medan, Makassar, Surabaya, dan Pontianak, sebagai bagian dari strategi memperluas edukasi ke berbagai lapisan masyarakat. Dengan adanya inisiatif ini, OJK berharap semakin banyak masyarakat yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang aset kripto dan dapat berinvestasi secara bijak serta bertanggung jawab.
Peralihan pengawasan aset kripto dari Bappebti ke OJK pada Januari 2025 menjadi momentum penting dalam penguatan regulasi dan perlindungan konsumen. Dengan edukasi yang lebih luas dan regulasi yang lebih ketat, industri aset kripto di Indonesia diharapkan dapat berkembang secara sehat dan berkelanjutan. (RO/ESG-1)