Kepala LPS Nilai Ekonomi Indonesia Awal 2025 Tetap Solid

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa. (dok.infopublik)

ESG News – Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa perekonomian Indonesia masih menunjukkan ketahanan yang kuat di awal tahun 2025. Sejumlah indikator utama seperti Dana Pihak Ketiga (DPK), Purchasing Managers Index (PMI), Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), hingga penjualan kendaraan bermotor dan semen menunjukkan tren yang positif.

Dana Pihak Ketiga (DPK) Tumbuh Lebih Tinggi
Purbaya mengungkapkan, penghimpunan DPK perbankan tumbuh sebesar 5,3 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp8.599,4 triliun pada Januari 2025, meningkat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 4,1 persen yoy.

“Saya pikir 2025 akan susah, laju pertumbuhan DPK turun. Tapi, untungnya di Januari tiba-tiba pertumbuhan DPK positif, menuju level normal lagi. Jadi ada pembalikan di sana,” kata Purbaya dalam Sarasehan Ekonomi bersama Presiden Republik Indonesia di Jakarta, Selasa (8/4).

PMI Manufaktur Masih di Zona Ekspansif
Data PMI manufaktur Indonesia tetap berada di level ekspansif yaitu 52,4 poin pada Maret 2025, meskipun sedikit turun dari 53,6 poin pada Februari 2025. Angka di atas 50 menandakan sektor manufaktur masih mengalami ekspansi.

“Artinya, para pelaku industri masih melihat permintaan ke depan cukup kuat, sehingga mereka meningkatkan belanja untuk produksi,” jelasnya.

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Tetap Optimistis
IKK Indonesia pada Februari 2025 tercatat sebesar 126,4 poin, sedikit menurun dibandingkan 127,2 poin pada Januari 2025, namun tetap berada di atas batas optimis (100 poin).

“Ini menunjukkan konsumen masih percaya diri terhadap kondisi ekonomi, dan otomatis akan mendorong belanja ke depan,” tambah Purbaya.

Penjualan Mobil dan Semen Ikut Tumbuh
Penjualan kendaraan bermotor juga menunjukkan peningkatan. Pada Februari 2025, penjualan mobil mencapai 72.295 unit, naik 10.363 unit dari bulan sebelumnya. Selain itu, penjualan semen pada Januari dan Februari 2025 juga tumbuh positif, mencerminkan geliat investasi dalam sektor konstruksi.

“Penjualan semen berkaitan erat dengan investasi. Jadi dari sisi demand, kita melihat adanya pembalikan arah ekonomi,” ujar Purbaya.

Belanja Ramadhan Capai Rp248 Triliun
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto turut menambahkan bahwa konsumsi masyarakat selama momentum Ramadhan hingga Idul Fitri 2025 meningkat signifikan, mencapai Rp248,1 triliun.

“Belanja saat Ramadhan itu kelihatan naik di angka Rp248,1 triliun. Jadi Natal, Tahun Baru, dan Ramadhan membantu daya ungkit daripada konsumsi kita,” tutur Airlangga.

Airlangga menegaskan bahwa konsumsi masyarakat masih menjadi motor utama pertumbuhan ekonomi nasional, terlebih di tengah tekanan ekonomi global yang masih berlangsung. (ESG-1)

 

Related posts