Kemitraan Strategis Astra Agro dan Petani Sawit Perkuat Komitmen Keberlanjutan

ESG News – Petani memainkan peran penting dalam perkembangan industri kelapa sawit, termasuk bagi Astra Agro. Sepanjang tahun 2024, perusahaan kelapa sawit berkode bursa AALI ini telah menggandeng lebih dari 45.000 petani lokal dalam seluruh rantai pasoknya.

Pemerintah Indonesia menilai bahwa petani merupakan garda depan industri kelapa sawit nasional. Namun, mereka membutuhkan mitra yang kokoh untuk tumbuh dan berkembang. Menurut Direktur Komersial Astra Agro, Djap Tet Fa, kerja sama dengan masyarakat petani sawit yang saat ini dijalankan adalah wujud dukungan perusahaan terhadap petani sekaligus keberlanjutan komoditas strategis nasional ini.

“Hubungan perusahaan dan petani lebih dari sekadar transaksi bisnis, melainkan kemitraan strategis yang saling menguntungkan satu sama lain,” ujar Djap Tet Fa dalam acara Gathering Partnership Astra Agro di Hotel InterContinental Dago Pakar, Bandung, Senin (18/12).

Sejak tahun 2011, Astra Agro berkomitmen untuk tidak melakukan pembukaan lahan baru, sejalan dengan kebijakan pemerintah tentang moratorium sawit. Selain itu, peningkatan produktivitas melalui riset dan tata kelola perkebunan yang berkelanjutan menjadi prioritas perusahaan. Dalam hal ini, petani memegang peran penting dalam mendorong kinerja perusahaan.

Menurut data Badan Pusat Statistik Indonesia, petani menguasai 42% dari total luas perkebunan kelapa sawit dan bertanggung jawab atas 34% produksi minyak sawit di Indonesia pada tahun 2023. Fakta ini menunjukkan peran strategis petani sebagai pilar utama industri kelapa sawit nasional.

Djap Tet Fa juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi rantai pasok kelapa sawit, baik dari luar negeri maupun dalam negeri. Tuntutan keberlanjutan, persaingan di pasar global, kampanye negatif, hingga masalah produktivitas sawit adalah beberapa persoalan yang harus diselesaikan bersama.

“Dengan berbagai tantangan ini, Astra Agro meyakini bahwa industri kelapa sawit masih memegang peranan besar dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia serta pemenuhan kebutuhan minyak nabati dunia. Untuk itu, kolaborasi kemitraan terus didorong guna memastikan tata kelola perkebunan yang berkelanjutan di seluruh rantai pasok,” tegas Djap Tet Fa.

Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kualitas produksi, praktik keberlanjutan, dan daya saing produk sawit Indonesia untuk meraih peluang pasar global yang lebih luas.

Value Chain Astra

Sebagai perusahaan terbuka, Astra Agro berkomitmen memperkuat kemitraan berbasis transparansi, kepercayaan, dan keuntungan bersama. Dalam mendukung kebutuhan petani sawit, perusahaan menyediakan program pembinaan dan pendampingan yang mencakup solusi teknis maupun non-teknis.

Melalui value chain yang ditawarkan, Astra Agro mempermudah akses petani ke pendanaan serta kebutuhan teknis lainnya seperti sertifikasi, asuransi, moda transportasi, hingga keperluan operasional perkebunan. Bermitra dengan lini agribisnis Grup Astra, para petani juga dapat memanfaatkan dukungan dari seluruh anak perusahaan Astra Agro.

Sabar, salah satu mitra petani yang hadir, mengungkapkan kepuasannya bermitra dengan Astra Agro sejak tahun 2016.

“Yang membedakan Astra Agro dengan perusahaan lain adalah perhatian mereka tidak hanya pada produksi buah sawit, tetapi juga pada kesejahteraan mitra dan pekerja. Bahkan keselamatan supir dan pekerja lainnya sangat diperhatikan,” ungkapnya.

Menurut Sabar, kepedulian Astra Agro yang berbasis kemanusiaan menjadi faktor utama dirinya terus menjalin kolaborasi. Selain sebagai pemasok buah sawit, Sabar juga mendapatkan bimbingan mengenai tata kelola perkebunan berkelanjutan melalui konsultasi yang intensif. (RO/ESG-1)

 

Related posts