Indonesia Berpeluang Pasarkan Jasa Penyimpanan Karbon, Perkuat Regulasi CCS

Ilustrasi bursa karbon di Indonesia. (chatgpt)

ESG News – Wakil Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Febrian Alphyanto Ruddyard menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam memasarkan jasa penyimpanan karbon ke tingkat global.

“Indonesia memiliki peluang dalam hal kapasitas penyimpanan karbon dengan biaya yang kompetitif, sehingga berpeluang besar memasarkan jasa penyimpanan karbon ke luar negeri dan menjadikannya sebagai sektor strategis,” ujarnya dalam pertemuan dengan perwakilan EU-ASEAN Sustainable Connectivity Package Investment Facility (EU SCOPE IF), dikutip dari keterangan resmi di Jakarta, Rabu.

Ekosistem Kuat dan Regulasi Menarik bagi Investasi CCS

Untuk mewujudkan peluang ini, diperlukan pembangunan ekosistem yang kuat, termasuk regulasi yang menarik bagi sektor swasta agar tertarik berinvestasi dalam teknologi Carbon Capture and Storage (CCS). Langkah ini juga sejalan dengan upaya percepatan transisi energi guna mencapai target Net Zero Emission (NZE).

Kerja sama dengan Uni Eropa (UE) dinilai dapat memperkuat regulasi nasional agar lebih menarik bagi investor dalam mengembangkan CCS. Selama 20 tahun ke depan, Indonesia berkomitmen menerapkan pembangunan rendah karbon dengan transisi energi sebagai salah satu komponen utama dalam pengurangan emisi.

Teknologi CCS dan Percepatan Transisi Energi

Deputi Bidang Pangan, Sumber Daya Alam (SDA), dan Lingkungan Hidup Kementerian PPN/Bappenas, Leonardo A. A. Teguh Sambodo, menambahkan bahwa kemajuan teknologi memungkinkan pemanfaatan karbon dari sektor minyak dan gas yang sebelumnya hanya terakumulasi.

“Untuk mencapai Net Zero Emission, dalam lima tahun pertama, implementasi CCS atau Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS) serta pembatasan pembangunan pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi agenda utama,” jelas Leonardo.

Dukungan Uni Eropa untuk CCS di Indonesia

Perwakilan EU SCOPE IF, Pedro Pimentel, menegaskan bahwa Uni Eropa siap mendukung Indonesia dalam memperoleh data dan pengalaman terbaik terkait implementasi CCS. UE telah mendukung berbagai proyek inovatif di sektor ini dan memiliki referensi nyata yang dapat menjadi acuan bagi Indonesia.

“UE juga menawarkan capacity building, kunjungan lapangan, serta pengembangan model kerja sama lintas negara untuk memastikan keberlanjutan dan kelayakan investasi CCS,” ungkap Pedro.

Dengan potensi besar yang dimiliki, serta dukungan regulasi dan kerja sama internasional yang kuat, Indonesia berpeluang menjadi pemain utama dalam industri penyimpanan karbon global. (ESG-1)

 

Related posts