ESG News – Sinar Mas Agribusiness and Food mengumumkan keberhasilan Koperasi Jasa Sawit Lepan Jaya (KJSLJ) dari Langkat, Sumatera Utara, dalam meraih sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) melalui program Sawit Terampil. Pencapaian ini diraih oleh 250 petani swadaya yang tergabung dalam koperasi tersebut, mengelola lahan seluas 368 hektar.
Sertifikasi ini diserahkan pada acara RSPO Roundtable Conference (RT) di Bangkok, Thailand, pada 11-13 November 2024. KJSLJ menjadi koperasi petani swadaya kedua yang berhasil mendapatkan sertifikasi RSPO melalui program ini, setelah sebelumnya Perkumpulan Sejahtera Petani Nusantara (PSPN) dari Aceh Utara meraih pencapaian serupa pada akhir 2023.
Program Sawit Terampil bertujuan memberikan pelatihan praktik pertanian terbaik kepada petani swadaya, sehingga mereka dapat meningkatkan produktivitas sambil memenuhi standar keberlanjutan. “Ini adalah tonggak penting untuk mendukung petani swadaya yang ingin mendapatkan sertifikasi RSPO. Program ini membantu mereka mempraktikkan keberlanjutan, memenuhi peraturan pemerintah, dan meningkatkan kesejahteraan,” ujar Helena Delima Lumban Gaol, Head of Smallholders Innovation Department.
Mendorong Petani Menuju Standar Berkelanjutan
Selain fokus pada sertifikasi RSPO, program Sawit Terampil juga membantu petani swadaya memperoleh sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO), sesuai Rencana Aksi Nasional Perkebunan Kelapa Sawit Berkelanjutan (RAN KSB) 2019-2024. Salah satu upaya utama adalah memetakan lahan petani sebagai dasar penerbitan Surat Tanda Daftar Budidaya (STDB).
“Kami sangat terbantu dengan pelatihan dan pemetaan lahan dari program ini. Dengan data tersebut, kami berhasil melengkapi formulir STDB dan menyerahkannya ke pemerintah. Semoga segera diterbitkan,” ujar Ardiyanto, Ketua KJSLJ.
Perluasan Program untuk Memberdayakan Lebih Banyak Petani
Hingga Oktober 2024, program Sawit Terampil telah melatih lebih dari 9.000 petani swadaya, yang kini menjadi bagian dari rantai pasok Sinar Mas Agribusiness and Food di Aceh dan Sumatera Utara. Ke depan, perusahaan berambisi menjangkau 100.000 petani pada 2035, memperluas dampak positif program ini dalam mendukung keberlanjutan sektor kelapa sawit. (RO/ESG-1)