ESG News– Raksasa kecerdasan buatan (AI) asal Amerika Serikat, NVIDIA Corp (NASDAQ:NVDA), mengumumkan potensi kerugian hingga USD5,5 miliar dalam laporan keuangan kuartal pertamanya akibat kebijakan pembatasan ekspor chip dari pemerintah AS ke China. Pengumuman ini membuat harga saham NVIDIA anjlok 6% menjadi USD105,42 dalam perdagangan setelah jam bursa.
Langkah ini terkait dengan regulasi baru pemerintah AS yang mewajibkan lisensi ekspor untuk chip H20, salah satu produk AI unggulan NVIDIA yang masih diizinkan dipasarkan ke China di bawah sanksi sebelumnya. Kebijakan tersebut berlaku tidak hanya untuk China daratan, tetapi juga untuk Hong Kong, Makau, serta negara-negara dalam kategori D:5 yang memiliki induk perusahaan di kawasan tersebut.
Saham perusahaan teknologi lainnya turut terkena imbas. AMD (NASDAQ:AMD), Broadcom Inc (NASDAQ:AVGO), Super Micro Computer Inc (NASDAQ:SMCI), dan Intel Corp (NASDAQ:INTC) masing-masing turun antara 2% hingga 7%, sementara TSMC (NYSE:TSM), pemasok utama NVIDIA, melemah 2,4%.
Kerugian Besar di Tengah Investasi Besar AI
Pengumuman ini datang hanya sehari setelah NVIDIA menggegerkan industri teknologi dengan rencana investasi senilai USD500 miliar untuk membangun jaringan AI supercomputers sepenuhnya di wilayah Amerika Serikat. Namun, langkah ambisius tersebut kini dibayangi oleh risiko finansial dari pembatasan ekspor chip H20.
Menurut pernyataan resmi, potensi kerugian USD5,5 miliar itu berasal dari persediaan chip H20, komitmen pembelian, dan cadangan terkait lainnya. Pemerintah AS menginformasikan pada 9 April bahwa lisensi diperlukan untuk ekspor sirkuit terintegrasi H20 dan chip dengan spesifikasi serupa, terutama dari sisi bandwidth memori dan konektivitas. Ketentuan ini dipastikan akan berlaku secara permanen mulai 14 April 2025.
Langkah ini merupakan bagian dari strategi Washington untuk mencegah penggunaan teknologi AI canggih dalam pengembangan militer dan superkomputer di China.
Permintaan Tinggi dari Perusahaan Teknologi China
Meski dibatasi, chip H20 tetap menunjukkan permintaan tinggi di pasar China. Media The Information sebelumnya melaporkan bahwa perusahaan seperti ByteDance, Alibaba Group (NYSE:BABA), dan Tencent Holdings (HK:0700) telah memesan chip H20 senilai sedikitnya USD16 miliar dalam tiga bulan pertama 2025, menyusul antusiasme pasar AI domestik setelah peluncuran DeepSeek, model AI buatan China.
Dengan kondisi geopolitik yang terus menekan rantai pasok teknologi, para investor dan analis kini memantau ketat bagaimana NVIDIA dan para pesaingnya akan menavigasi lanskap peraturan yang semakin kompleks. (ESG-1)