ESG News – Bank DKI menutup tahun 2024 dengan kinerja keuangan yang kuat dan pertumbuhan bisnis yang solid. Sejalan dengan visi strategisnya, Bank DKI terus mendorong akselerasi pembiayaan bagi segmen UKM serta memperkuat fundamental keuangan untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.
Hingga akhir Desember 2024, total kredit dan pembiayaan Bank DKI tumbuh 2,26% YoY menjadi Rp53,18 triliun, naik dari Rp52,00 triliun pada tahun sebelumnya. Pertumbuhan ini mencerminkan komitmen Bank DKI dalam mendukung perekonomian Jakarta melalui pembiayaan yang sehat dan berkelanjutan.
UKM Jadi Motor Pertumbuhan
Segmen UKM menjadi pendorong utama pertumbuhan, dengan kenaikan signifikan sebesar 15,47% YoY menjadi Rp2,22 triliun pada 31 Desember 2024, dibandingkan Rp1,93 triliun pada tahun sebelumnya. Direktur Utama Bank DKI, Agus H. Widodo, menegaskan bahwa pencapaian ini merupakan hasil dari strategi mitigasi risiko yang lebih baik serta digitalisasi layanan.
“Tahun 2024 menjadi momentum penting bagi Bank DKI dalam membangun fondasi bisnis yang lebih tangguh. Dengan menjaga prinsip kehati-hatian, kami terus mendorong pertumbuhan kredit dan pembiayaan, terutama di sektor UKM yang memiliki potensi besar dalam menopang perekonomian daerah. Kami optimistis dapat mempertahankan tren pertumbuhan positif ini di tahun-tahun mendatang,” ujar Agus.
Selain UKM, segmen kredit dan pembiayaan konsumer juga mencatat pertumbuhan sebesar 5,85%, mencapai Rp23,39 triliun dari Rp22,10 triliun pada tahun sebelumnya. Kualitas kredit tetap terjaga dengan NPL Gross sebesar 2,54% dan NPL Nett sebesar 1,06%, mencerminkan manajemen risiko yang disiplin.
Penghimpunan Dana yang Kuat, CASA Tetap Solid
Di tengah persaingan ketat dalam penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK), Bank DKI berhasil meningkatkan total DPK menjadi Rp64,08 triliun dari Rp63,63 triliun pada tahun sebelumnya. Rasio Current Account Saving Account (CASA) tetap terjaga di level 43,70%, mencerminkan strategi optimalisasi dana murah untuk mendukung efisiensi biaya dana (Cost of Fund).
Kondisi likuiditas tetap sehat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 82,99%, memastikan fleksibilitas dalam ekspansi kredit tanpa mengorbankan stabilitas likuiditas.
Prospek 2025: Digitalisasi dan Inovasi
Menghadapi 2025, Bank DKI akan fokus pada digitalisasi, efisiensi operasional, dan pengembangan produk inovatif untuk mempercepat pertumbuhan.
“Kami telah mengambil langkah-langkah strategis sepanjang tahun 2024 untuk memperkuat fundamental bisnis, dan ini akan menjadi landasan bagi pertumbuhan yang lebih agresif di tahun 2025. Inovasi layanan, ekspansi ekosistem bisnis, serta peningkatan efisiensi operasional akan menjadi prioritas kami,” ujar Direktur Keuangan & Strategi Bank DKI, Romy Wijayanto.
Hingga akhir 2024, Bank DKI berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp779 miliar, mencerminkan kinerja keuangan yang solid dan potensi besar untuk terus berkembang di tahun-tahun mendatang.
Dengan fundamental yang semakin kuat dan strategi yang terarah, Bank DKI optimistis dapat terus bertumbuh sebagai bank yang sehat, inovatif, dan berdaya saing tinggi, siap menghadapi tantangan serta memanfaatkan peluang di 2025 dan seterusnya. (RO/ESG-1)