ESG News -PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) terus memperkuat perannya dalam mendukung Program Tiga Juta Rumah yang diusung pemerintah.
Sebagai salah satu bank utama dalam pembiayaan perumahan, BTN melakukan transformasi strategis guna meningkatkan efektivitas penyaluran Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Non-Subsidi, salah satu langkah konkret yang diambil adalah transformasi tenaga sales sebagai ujung tombak dalam pemasaran produk perumahan.
Transformasi Sales Force untuk Penguatan KPR Non-Subsidi
Direktur Consumer BTN, Hirwandi Gafar, menyatakan bahwa BTN mengawali tahun 2025 dengan transformasi pengelolaan tenaga sales atau Consumer Loan Marketing (CLM). Sistem baru ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas tenaga penjualan BTN dengan pendekatan berbasis performa, pemanfaatan sistem digital, serta pembagian peran yang lebih jelas dalam tim sales.
“Kami ingin memastikan bahwa tim sales memiliki metode kerja yang lebih baik, insentif berbasis performa, dan pelatihan berkelanjutan untuk meningkatkan wawasan pasar. Dengan sistem ini, diharapkan BTN semakin kompetitif dan dapat berkontribusi dalam memenuhi kebutuhan rumah rakyat,” ujar Hirwandi dalam acara Kick Off New Sales Force Management KPR Non-Subsidi di Jakarta.
BTN sebagai Penggerak Ekosistem Perumahan Nasional
BTN telah lama menjadi pemain utama dalam ekosistem perumahan nasional dengan menggandeng lebih dari 8.000 mitra developer. Dalam kajian BTN, efektivitas sistem pengelolaan tenaga sales menjadi faktor utama dalam keberhasilan penjualan KPR. Oleh karena itu, strategi baru ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing BTN dalam sektor perumahan.
Hirwandi menambahkan, transformasi ini juga didukung oleh rebranding tenaga sales dengan seragam baru dan penerapan nilai-nilai profesionalisme serta integritas tinggi. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat positioning BTN sebagai bank utama bagi pembeli rumah pertama (first-time home buyers).
Permudah Pencapaian Target Pemerintah
Sektor perumahan dinilai sebagai salah satu pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia, terutama karena penggunaan bahan baku lokal yang tinggi. Wakil Menteri Keuangan, Suahasil Nazara, menekankan bahwa pembangunan perumahan memiliki efek multiplikasi yang signifikan bagi ekonomi nasional.
“Pemerintah menargetkan pembangunan tiga juta rumah per tahun melalui Program Tiga Juta Rumah, baik di perkotaan maupun perdesaan. Dengan keterlibatan BTN sebagai mitra utama pembiayaan perumahan, target ini dapat lebih mudah tercapai,” ujar Suahasil dalam acara BTN Prioritas Economic Outlook 2025.
Untuk mendukung sektor ini, pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif, termasuk Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM), dan Subsidi Selisih Bunga (SSB). Pemerintah juga terus berupaya meningkatkan skema pendanaan agar program ini dapat berjalan lebih efektif.
Menteri BUMN, Erick Thohir, menegaskan bahwa konsep Transit Oriented Development (TOD) menjadi salah satu strategi utama dalam penyediaan hunian yang terjangkau di perkotaan. BTN dipercaya sebagai lembaga keuangan utama yang mendukung pendanaan dan penyaluran KPR bagi proyek-proyek TOD.
“Perumahan harus dekat dengan transportasi publik agar masyarakat mendapatkan akses yang lebih baik. BTN memiliki peran penting dalam pembiayaan proyek ini dengan skema 60% KPR Non-Subsidi dan 40% KPR Subsidi,” jelas Erick.
Konsep TOD yang diusung BTN juga berpotensi menarik masyarakat urban dengan pendapatan menengah yang kesulitan membeli rumah di pusat kota. Dengan memanfaatkan lahan milik negara dan BUMN, BTN dapat menawarkan harga yang lebih terjangkau dengan tenor KPR hingga 30 tahun.
Komitmen BTN dalam Mewujudkan Program 3 Juta Rumah
BTN telah menyampaikan komitmennya kepada Presiden Prabowo Subianto dalam Rapat Terbatas di Istana Merdeka, menegaskan bahwa perseroan siap berkontribusi dalam realisasi Program Tiga Juta Rumah.
Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengusulkan sejumlah terobosan kepada pemerintah, termasuk perpanjangan tenor KPR menjadi 30 tahun dan skema subsidi yang lebih fleksibel agar angsuran lebih terjangkau. BTN juga mengusulkan penerbitan obligasi dengan jaminan pemerintah serta sekuritisasi aset untuk menarik pendanaan dari investor domestik dan luar negeri.
“Dengan dukungan kebijakan yang tepat, BTN optimistis dapat memperluas jangkauan KPR Subsidi, terutama bagi pekerja sektor informal seperti pedagang, pemilik usaha mikro, dan pengemudi ojek online yang saat ini telah mencapai 10% dari total penyaluran KPR Subsidi kami,” jelas Nixon.
Optimisme BTN Menuju Aset Rp500 Triliun
Berbagai strategi dan inisiatif yang telah dijalankan BTN akan berbuah manis dengan sendirinya. BTN optimistis dapat mencapai aset Rp500 triliun pada akhir 2025, seiring dengan pertumbuhan bisnis KPR yang terus meningkat. Pada akhir 2024, total aset BTN telah mencapai Rp469,61 triliun, meningkat 7% dibandingkan tahun sebelumnya.
“Kami menyiapkan berbagai inisiatif strategis untuk memperluas bisnis perbankan, sekaligus memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan. Dengan komitmen kuat dalam mendukung sektor perumahan, BTN akan terus menjadi mitra utama bagi masyarakat Indonesia dalam memiliki hunian yang layak dan terjangkau,” pungkas Nixon.
Dengan strategi transformasi tenaga sales, dukungan pembiayaan TOD, dan skema subsidi yang lebih fleksibel, BTN optimistis dapat mendukung realisasi Program Tiga Juta Rumah. Kolaborasi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan ekosistem perumahan yang lebih inklusif dan berkelanjutan di Indonesia. (Raja Suhud/ESG-1)