ESG News – Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memegang peranan vital dalam perekonomian Indonesia. Dengan kontribusi lebih dari 60% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) dan menyerap sekitar 97% tenaga kerja nasional, UMKM menjadi tulang punggung ekonomi bangsa.
Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan dampak lingkungan dan sosial dari aktivitas bisnis, UMKM menghadapi tantangan besar untuk menerapkan prinsip keberlanjutan (sustainability).
Keberlanjutan bisnis tidak hanya penting untuk menjaga kelangsungan usaha di tengah persaingan, tetapi juga untuk menciptakan dampak positif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar. Dengan menerapkan prinsip keberlanjutan, UMKM dapat menjadi bagian dari solusi global dalam menghadapi tantangan lingkungan dan sosial. Namun, untuk mencapai hal ini, UMKM harus mengatasi berbagai kelemahan yang masih menjadi kendala. (ESG-1)
Kelemahan UMKM dalam Menerapkan Prinsip Keberlanjutan
Keterbatasan Pengetahuan dan Kesadaran
Banyak pelaku UMKM belum sepenuhnya memahami konsep keberlanjutan dan bagaimana hal ini dapat diterapkan dalam operasional bisnis mereka. Prinsip-prinsip seperti pengelolaan limbah, penggunaan energi ramah lingkungan, dan pemberdayaan masyarakat sering kali dianggap kompleks dan mahal.
Modal dan Akses Pembiayaan
Penerapan praktik keberlanjutan, seperti beralih ke bahan baku yang ramah lingkungan atau mengadopsi teknologi hijau, memerlukan investasi awal yang sering kali sulit dijangkau oleh UMKM.
Kurangnya Dukungan Infrastruktur
Infrastruktur pendukung seperti fasilitas pengolahan limbah, akses energi terbarukan, atau jaringan distribusi yang efisien masih terbatas, terutama di wilayah pedesaan atau daerah terpencil tempat banyak UMKM beroperasi.
Kapasitas Manajerial yang Rendah
UMKM sering kali dikelola secara tradisional, dengan keterbatasan pada strategi jangka panjang. Pendekatan yang berfokus hanya pada keuntungan jangka pendek menjadi hambatan untuk merencanakan dan menerapkan praktik bisnis berkelanjutan.
Kurangnya Kolaborasi
UMKM sering berjalan sendiri tanpa memanfaatkan peluang kolaborasi dengan pihak lain, seperti pemerintah, komunitas, atau organisasi non-pemerintah, yang dapat membantu mereka dalam menerapkan praktik keberlanjutan.
Strategi Membangun UMKM yang Berkelanjutan
Untuk mengatasi kelemahan tersebut dan mendorong UMKM menuju bisnis yang berkelanjutan, diperlukan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak. Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:
Edukasi dan Kesadaran Keberlanjutan
Pemerintah, lembaga pendidikan, dan komunitas bisnis harus aktif memberikan pelatihan dan workshop kepada pelaku UMKM tentang pentingnya keberlanjutan. Pelatihan ini dapat mencakup pengelolaan limbah, efisiensi energi, penggunaan bahan baku lokal, dan prinsip ekonomi sirkular.
Dukungan Pembiayaan Hijau
Perbankan dan lembaga keuangan dapat menyediakan skema pembiayaan hijau (green financing) dengan bunga rendah untuk mendukung UMKM yang ingin berinvestasi dalam teknologi ramah lingkungan atau bahan baku berkelanjutan.
Pemanfaatan Teknologi Digital
Digitalisasi dapat membantu UMKM mengelola operasi mereka dengan lebih efisien dan ramah lingkungan. Misalnya, aplikasi berbasis cloud untuk manajemen inventaris dapat mengurangi pemborosan bahan baku, sedangkan e-commerce dapat memperluas pasar dengan jejak karbon lebih rendah dibandingkan toko fisik.
Inovasi dalam Produk dan Proses
UMKM dapat berinovasi dengan menciptakan produk ramah lingkungan, seperti menggunakan bahan daur ulang atau mengurangi penggunaan plastik sekali pakai. Selain itu, proses produksi yang efisien energi dan hemat air dapat menurunkan biaya operasional sekaligus mengurangi dampak lingkungan.
Kemitraan Strategis
Kolaborasi dengan perusahaan besar, organisasi non-pemerintah, dan pemerintah dapat membantu UMKM mendapatkan akses ke sumber daya, teknologi, dan jaringan pasar yang mendukung keberlanjutan. Misalnya, kerja sama dengan pemerintah dalam program rehabilitasi lingkungan atau kemitraan dengan perusahaan besar untuk menjadi bagian dari rantai pasok hijau.
Mendorong Partisipasi Komunitas Lokal
UMKM dapat memberdayakan masyarakat sekitar sebagai bagian dari rantai produksinya. Dengan melibatkan komunitas lokal, UMKM tidak hanya meningkatkan dampak sosial tetapi juga memperkuat hubungan dengan pasar lokal.
Dampak Positif Keberlanjutan bagi UMKM dan Lingkungan
Penerapan prinsip keberlanjutan tidak hanya memberikan manfaat bagi lingkungan, tetapi juga membuka peluang baru bagi UMKM:
Keunggulan Kompetitif
Konsumen semakin menyukai produk yang ramah lingkungan dan sosial. Dengan menerapkan keberlanjutan, UMKM dapat membangun merek yang lebih kuat dan menarik pasar yang lebih luas.
Efisiensi Operasional
Bisnis yang ramah lingkungan cenderung lebih efisien dalam jangka panjang, seperti mengurangi biaya energi melalui efisiensi atau menggunakan bahan baku lokal yang lebih murah.
Peningkatan Reputasi
UMKM yang berkomitmen pada keberlanjutan akan lebih dipercaya oleh konsumen, mitra bisnis, dan investor.
Dampak Sosial Positif
Memberdayakan masyarakat sekitar dan menciptakan lapangan kerja akan meningkatkan hubungan dengan komunitas, menciptakan ekosistem yang saling mendukung antara UMKM dan lingkungan sekitarnya.
Kontribusi terhadap Target Global
Dengan menerapkan prinsip keberlanjutan, UMKM dapat berkontribusi pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals), khususnya dalam mengatasi perubahan iklim, mengurangi kemiskinan, dan mendorong konsumsi serta produksi yang bertanggung jawab.
UMKM Jadi Agen Perubahan
UMKM memiliki potensi besar untuk menjadi agen perubahan dalam mendorong keberlanjutan. Dengan mengatasi kelemahan yang ada melalui edukasi, pembiayaan hijau, inovasi, dan kolaborasi strategis, UMKM dapat berkembang menjadi bisnis yang tidak hanya bertahan, tetapi juga berdampak positif bagi lingkungan dan masyarakat. Langkah ini tidak hanya memastikan masa depan UMKM yang lebih cerah, tetapi juga membantu membangun ekosistem bisnis yang sehat dan berkelanjutan bagi generasi mendatang. (ESG-1)