Pertamina International Shipping Dorong Peran Perempuan di Industri Maritim

Direktur Keuangan PIS, Diah Kurniawati. (dok.PIS)

ESG News – PT Pertamina International Shipping (PIS) menegaskan komitmennya dalam meningkatkan peran perempuan di industri maritim. Dengan menggandeng mitra nasional dan internasional, PIS berupaya mendorong penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) guna menciptakan bisnis yang berkelanjutan.

PIS menjalankan inisiatif ini melalui komunitas pemberdayaan perempuan PERTIWI Sub Holding Integrated Marine Logistics (SH IML) yang diketuai oleh Direktur Keuangan PIS, Diah Kurniawati. Berbagai program telah diterapkan guna membuka lebih banyak kesempatan bagi perempuan untuk berkontribusi di sektor maritim.

Partisipasi Perempuan di Industri Maritim

Menurut data Organisasi Maritim Internasional (IMO), hanya 1,2% atau sekitar 24.000 pekerja perempuan yang aktif di industri maritim global. Di Indonesia, angka ini sedikit lebih tinggi, yaitu 2,8%. “Saat ini, sektor maritim masih didominasi laki-laki, baik di tingkat nasional maupun global. Ini menjadi tantangan sekaligus peluang untuk menciptakan industri maritim yang lebih inklusif dan setara bagi perempuan,” ujar Diah.

Sebagai bagian dari target jangka panjangnya, PIS menargetkan 30% kepemimpinan perempuan di industri maritim pada tahun 2034. Hingga tahun 2024, PIS telah mencapai 18,7% partisipasi perempuan dalam jajaran kepemimpinan.

Strategi PIS dalam Meningkatkan Kesetaraan Gender

Untuk mencapai target tersebut, PIS menerapkan sejumlah kebijakan strategis yakni pertama Meningkatkan keamanan dan kenyamanan pekerja perempuan di lingkungan kerja, khususnya di operasi lepas pantai. Kedua, Bergabung dengan Women’s Empowerment Principles (WEP) dari UN Women guna memastikan implementasi prinsip pemberdayaan perempuan. Dan ketiga, Berkolaborasi dengan Indonesian National Ship Owners’ Association (INSA), MUTIARA PELINDO, dan Women in Maritime Associations Indonesia (WIMA) untuk mendorong peran perempuan dalam industri ini.

“Kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan adalah kunci. Kehadiran perempuan bukan untuk menambah kompetisi, melainkan untuk bersinergi menciptakan industri maritim yang lebih inklusif, berkelanjutan, dan kompetitif,” tambah Diah.

Dukungan Pemerintah dan Industri

Upaya PIS ini mendapatkan apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Sekretaris Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Lollan Panjaitan. “Meningkatkan peran perempuan dalam sektor maritim merupakan langkah penting dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia,” ujarnya.

Chairwoman WIMA Indonesia, Chandra Motik, juga menyambut baik inisiatif ini. “Sejak dulu, perempuan memiliki peran besar dalam sejarah maritim Indonesia. Kami berharap semakin banyak perempuan yang berkontribusi dalam pengembangan sektor ini.”

Sejalan dengan Program Pemerintah

Komitmen PIS untuk meningkatkan partisipasi perempuan di industri maritim selaras dengan Asta Cita Pemerintah Republik Indonesia, terutama Poin 2: Pengembangan ekonomi berbasis kelautan. Poin 3: Pembukaan lapangan kerja baru dan Poin 4: Penguatan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi.

“Mendorong keterlibatan perempuan di sektor maritim tidak hanya mendukung kesetaraan gender, tetapi juga memperkuat keberlanjutan ekonomi dan sosial di Indonesia. Ini adalah langkah strategis dalam mengoptimalkan potensi laut secara berkelanjutan serta menciptakan industri maritim yang lebih maju dan inklusif,” tutup Diah. (RO/ESG-1)

Related posts