Pertalife Insurance Targetkan Porsi Captive Market di Atas 10% pada 2025

Jajaran direksi dan management Perta Life Insurance. (dok.Pertalife)

ESG News – PT Perta Life Insurance (Pertalife Insurance) menargetkan peningkatan signifikan pada porsi captive market-nya yang saat ini baru mencapai 10%. Perusahaan asuransi jiwa ini berkomitmen untuk memaksimalkan segmen captive melalui produk unggulannya, yaitu Manfaat Akhir Pesangon (MAPS), serta strategi sinergi bersama Pertamina Group.

Dalam acara Media Gathering yang berlangsung di Bogor, Direktur Pemasaran Pertalife Insurance, Martino Faishal Saudi, menjelaskan bahwa langkah strategis ini akan menjadi pendorong utama dalam mengoptimalkan pendapatan perusahaan di tengah ketatnya persaingan industri asuransi.

“Strategi kami pada segmen captive tidak hanya berbicara angka, tetapi juga bagaimana memperkuat sinergi dengan Pertamina Group. Saat captive market kuat, ini akan memberikan efek domino ke segmen non-captive,” ujar Faishal.

Strategi Optimasi Captive Market

Captive market Pertalife mencakup lingkungan Pertamina Group dan mitranya, seperti PT Timah Tbk (TINS). Untuk memperkuat posisi di segmen ini, Pertalife akan:

  • Mengintegrasikan produk MAPS di seluruh Pertamina Group. Produk ini ditargetkan menyumbang premi sebesar Rp333,36 miliar.
  • Menjual asuransi perjalanan dinas melalui aplikasi DTM holding.
  • Mengelola asuransi kesehatan dan Asuransi Purna Jabatan (ASPUJAB) bagi direksi dan komisaris Pertamina Group.

Selain itu, Pertalife Insurance juga akan memperluas penetrasi di segmen non-captive dengan produk severance (pesangon) dan pengembangan produk anuitas. Faishal menambahkan, produk severance diharapkan menyumbang premi sebesar Rp292,13 miliar, dengan target terbesar berasal dari PT Petrokimia senilai Rp253,86 miliar.

Peluang Digitalisasi dan Diversifikasi Kanal Distribusi

Pertalife juga berencana memanfaatkan digitalisasi layanan untuk memberikan pengalaman lebih baik kepada nasabah. “Nasabah sekarang ingin layanan serba digital, mulai dari pendaftaran hingga klaim. Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan IT Pertamina untuk memastikan digitalisasi berjalan optimal,” jelas Faishal.

Kanal distribusi pun akan diperluas melalui bancassurance dengan bank umum, BUMN, Bank Pengkreditan Rakyat (BPR), hingga platform fintech seperti MyPertamina. (ESG-1)

 

Related posts