Bank Capital Gunakan Energi Bersih Lewat REC, Dorong Keuangan Hijau di Indonesia

Perbankan terus bergiat menuju green banking dengan memanfaatkan energi bersih. (chatgpt/esgnews.id)

ESG News – Komitmen sektor perbankan untuk mendorong transformasi hijau semakin nyata. PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) resmi menggunakan energi bersih dalam operasionalnya melalui pembelian Renewable Energy Certificate (REC) sebanyak 2.098 Megawatt hour (MWh) dari Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI)/ICDX.

Langkah ini menandai keseriusan Bank Capital dalam mengintegrasikan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) ke dalam strategi bisnis berkelanjutan. Direktur Utama Bank Capital, Kurniawan Halim, menyebutkan bahwa transisi menuju praktik hijau harus dilakukan secara menyeluruh, termasuk dalam konsumsi energi harian.

“Kami meyakini, untuk mendorong penerapan bisnis berkelanjutan harus dilakukan dari hulu ke hilir, termasuk listrik yang kami gunakan dalam operasional sehari-hari,” ujarnya dalam keterangan resmi di Jakarta.

REC yang dibeli Bank Capital berasal dari pembangkit listrik tenaga hidro, dan merupakan bentuk kontribusi langsung terhadap pemenuhan target energi terbarukan nasional. Dengan demikian, penggunaan REC tidak hanya menjadi solusi teknis, tetapi juga simbol komitmen strategis sektor keuangan dalam mendukung agenda transisi energi Indonesia.

Direktur Utama ICDX, Fajar Wibhiyadi, menyambut baik transaksi ini sebagai sinyal positif dari pelaku usaha dalam memanfaatkan perdagangan REC. Ia menambahkan bahwa kehadiran sarana perdagangan yang transparan dan akuntabel akan memperkuat posisi REC sebagai instrumen utama dalam pemenuhan target energi bersih.

“REC ini menjadi jawaban atas kebutuhan emiten dan korporasi yang ingin menunjukkan kontribusinya terhadap energi terbarukan,” jelas Fajar.

Menuju Perbankan Hijau: Bank Lain Mulai Bergerak

Langkah Bank Capital melengkapi deretan bank nasional yang mulai beralih ke sumber energi hijau dan mendukung keuangan berkelanjutan. Sebelumnya, Bank Mandiri telah mengumumkan penggunaan listrik dari energi baru dan terbarukan (EBT) di sejumlah kantor wilayahnya melalui REC. Bank Negara Indonesia (BNI) juga tengah memperluas pembiayaan hijau dan memanfaatkan energi surya sebagai bagian dari operasional ramah lingkungan.

Sementara itu, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengembangkan peta jalan keberlanjutan yang memuat rencana dekarbonisasi dan peningkatan efisiensi energi pada seluruh jaringan kantor.

Langkah-langkah ini tidak lepas dari dukungan regulasi, khususnya POJK No. 51 Tahun 2017 yang mendorong lembaga jasa keuangan, emiten, dan perusahaan publik untuk menerapkan prinsip keuangan berkelanjutan, termasuk melalui penggunaan energi bersih dan pembiayaan hijau.

ICDX: Bursa Pertama untuk REC di Indonesia

Sejak mengantongi izin dari Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti), ICDX menjadi bursa berjangka pertama di Indonesia yang memperdagangkan Kontrak Fisik Renewable Energy Certificate (REC). Dengan setiap 1 REC setara dengan 1 MWh listrik dari energi baru dan terbarukan, instrumen ini menjadi cara terukur dan terverifikasi untuk mendorong transisi energi.

Selain memberikan fleksibilitas bagi korporasi dalam memenuhi target dekarbonisasi, REC juga berperan penting dalam mendorong permintaan terhadap pembangkit listrik berbasis EBT di Indonesia.

Seiring meningkatnya kesadaran industri akan pentingnya keberlanjutan, pemanfaatan REC diproyeksikan akan menjadi standar baru dalam rantai nilai energi di sektor keuangan dan industri lainnya. (ESG-1)

Related posts