Pemerintah Fokus pada Hilirisasi dan Energi Baru Terbarukan untuk Capai Target Investasi Rp13.032 Triliun

Menteri Investasi sekaligus Kepala BPI Danantara Rosan Roeslani. (dok.pri)

ESG NewsPemerintah Indonesia menargetkan investasi sebesar Rp13.032 triliun selama periode 2025-2029 sebagai bagian dari strategi untuk mencapai pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen. Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara, Rosan Roeslani, menekankan bahwa hilirisasi industri dan pengembangan energi baru terbarukan menjadi sektor utama dalam mendukung pencapaian target tersebut.

Kontribusi Hilirisasi dalam Investasi Nasional

Menurut Rosan, hilirisasi industri diproyeksikan menyumbang 23 hingga 24 persen dari total investasi, baik melalui penanaman modal dalam negeri (PMDN) maupun foreign direct investment (FDI). Hilirisasi tidak hanya terbatas pada sektor mineral, tetapi juga diperluas ke sektor pertanian, perikanan, dan perkebunan. Upaya ini bertujuan menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi perekonomian nasional dengan mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi sebelum dipasarkan atau diekspor.

Dorongan terhadap Energi Baru Terbarukan

Sejalan dengan target net zero emission pada 2060, pemerintah juga berkomitmen untuk mempercepat transisi ke energi baru terbarukan. Saat ini, kapasitas terpasang energi terbarukan di Indonesia masih berada di angka 14,43 gigawatt (GW), jauh dari potensi yang mencapai 3.700 GW. Untuk itu, pemerintah terus mendorong investasi dalam pengembangan energi surya, hidro, dan panas bumi.

“Geotermal di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa dan Sumatera, memiliki cadangan terbesar di dunia dan akan menjadi salah satu prioritas pengembangan ke depan,” kata Rosan dalam Economic Insight 2025 yang diselenggarakan di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat.

Optimalisasi Peran BPI Danantara

Sebagai bagian dari strategi penguatan investasi, pemerintah akan memaksimalkan peran BPI Daya Anagata Nusantara (Danantara). Rosan menyampaikan bahwa lembaga ini tidak hanya berinvestasi secara mandiri, tetapi juga bertindak sebagai mitra strategis untuk menarik lebih banyak investasi dari sektor swasta, baik domestik maupun internasional.

“Danantara bukan sekadar berinvestasi sendiri, tetapi mengajak investor nasional dan asing untuk berinvestasi bersama. Dengan keterlibatan pemerintah, ini akan meningkatkan kepercayaan investor untuk masuk ke Indonesia,” ujar Rosan.

Langkah-langkah ini diharapkan mampu menciptakan ekosistem investasi yang lebih stabil dan berkelanjutan, serta memberikan dorongan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dalam jangka panjang. (ESG-1)

 

Related posts